Apel pagi 24 Mei 25

Mujahadah di Pagi Hari: Melawan Malas, Menjemput Jalan Cahaya

Refleksi dari Kegiatan Apel Pagi SMPIT Al Binaa, Sabtu 24 Mei 2025

Pada Sabtu pagi, 24 Mei 2025, seluruh santri kelas 7 dan 8 SMPIT Al Binaa bersama para Asatidzah melaksanakan kegiatan apel pagi di Lapangan Al Jasadul Wahid. Kegiatan ini berlangsung khidmat meskipun kelas 9 tidak turut serta karena sedang melaksanakan PSAJ (Penilaian Sumatif Akhir Jenjang) yang telah memasuki hari ke-5 untuk Tahun Pelajaran 2024/2025.

Petugas apel kali ini adalah perwakilan dari santri kelas 8, dan yang bertindak sebagai Pembina Apel adalah Ustadz Masrur Agus Alwi, Lc. 

Apel pagi 24 Mei 25

Barisan Santri kelas 8

Refleksi QS. Al-Ankabut: Ujian sebagai Jalan Kesungguhan

Dalam sesi amanahnya, beliau menyampaikan nasihat yang mendalam dan menginspirasi, dengan menyoroti kandungan, nilai, dan hikmah yang terdapat dalam Surat Al-Ankabut.

Ustadz Masrur menjelaskan bahwa Surat Al-Ankabut termasuk kategori Makkiyah, diturunkan saat fase awal dakwah Rasulullah ﷺ di Mekah. Surat ini terdiri dari 69 ayat, dan pada ayat terakhirnya memuat hikmah yang memberikan motivasi yang menggugah bagi umat beriman dalam berbuat kebaikan:

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Ankabut: 69)

Ayat ini memberikan jaminan dari Allah
bahwa setiap orang yang bersungguh-sungguh akan diberi petunjuk dan kemudahan. Kesungguhan (mujahadah) adalah kunci utama meraih keberhasilan dunia-akhirat, dan ini pula yang menjadi nilai penting dalam kehidupan seorang santri.

Apel pagi 24 Mei 25

Ujian adalah Syarat Keimanan

Pada ayat kedua dari Surat Al-Ankabut, Allah
berfirman:

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: ‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji?”
(QS. Al-Ankabut: 2)

Ustadz Masrur menekankan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari keimanan. Bahkan, para Nabi pun diuji oleh Allah dengan orang-orang terdekatnya:

  • Nabi Luth AS diuji dengan istrinya.
  • Nabi Ibrahim AS diuji dengan ayahnya.
  • Nabi Nuh AS diuji dengan anaknya.

Begitupun santri Al Binaa akan diuji dengan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, bahkan teman dan kerabat bisa menjadi bentuk ujian. Namun, hanya orang-orang yang mampu melalui ujian tersebut dengan amal shalih dan kesungguhan yang akan berhasil.

Apel pagi 24 Mei 25

Bahaya Kemalasan dan Pentingnya Etos Mujahadah

Beliau juga mengingatkan tentang bahaya kemalasan, sebagai kebalikan dari mujahadah. Dalam sebuah hadits dikatakan:

«كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى»
قَالُوا: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى»

“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan.”
Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Siapa yang taat kepadaku, maka ia masuk surga. Dan siapa yang durhaka kepadaku, maka sungguh ia telah enggan.”

Kemalasan dalam menuntut ilmu dan menjalani proses pendidikan bisa menjadi penghalang utama menuju kesuksesan. Allah pun menyebut manusia sebagai:

“… Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”
(QS. Al-Ahzab: 72)

Namun kebodohan di sini bukan dalam hal intelektual, melainkan karena menolak kebenaran dan malas untuk menerima nasihat. Orang seperti itu disebut oleh Al-Qur’an sebagai bagian dari kaum jahiliyah.

Apel pagi 24 Mei 25

Penutup: Semangat, Tekad, dan Doa

Sebagai penutup amanahnya, Ustadz Masrur mengajak seluruh santri untuk terus mengembangkan diri, memperkuat etos belajar, dan menjauhi sikap malas. Beliau menyampaikan doa:

“Semoga kita semua dijauhkan dari kategori orang yang bermalas-malasan. Insya Allah, dengan tekad yang kuat dan semangat yang kita miliki, kita bisa meraih apa yang kita inginkan.

Apel pagi 24 Mei 25

Kesimpulan

Kegiatan apel pagi ini bukan sekadar rutinitas, melainkan menjadi momentum penting untuk membangun karakter santri Al Binaa yang tangguh, bermental pejuang, dan senantiasa bersungguh-sungguh dalam belajar dan beribadah. Semoga semangat mujahadah yang ditanamkan sejak dini terus membekas hingga para santri menjadi generasi pemimpin yang kuat iman dan luas ilmu. Aamiin.