Setelah pembukaan resmi Alhintec Darbiyah 2025 oleh Mudirul Ma’had, KH. Aslam Muhsin Abidin, Lc., pada Sabtu pagi, 14 Juni 2025, yang mana beliau menyampaikan bahwa penguasaan Bahasa Arab dan Inggris merupakan bagian yang sangat penting bagi santri Al-Binaa untuk berdakwah dan berkontribusi di masa depan.
Karena itu, kegiatan ini perlu dijalankan secara maksimal sebagai bekal bahasa bagi para santri.
Motivasi dari Para Mentor: Bahasa sebagai Jembatan Peradaban
Mentor Kelas ALHINTEC
Sesi selanjutnya adalah pengenalan dan motivasi dari para perwakilan mentor kelas. Dari kelas ALHINTEC (Bahasa Inggris), sambutan diberikan oleh Ustadz Farhan Yazid, S.Pd., yang menggarisbawahi pentingnya Bahasa Inggris dalam era global.
“English is not just a subject — it is the global key to knowledge, communication, and influence. Master it, and the world will open up to you.”
Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa Bahasa Inggris saat ini bukan lagi sekadar pelajaran di kelas atau tambahan nilai akademik. Bahasa ini telah menjadi bagian penting dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan hingga dunia kerja, bahkan dalam menyampaikan pesan dakwah. Karena itu, beliau mengajak para santri Al-Binaa untuk tidak hanya serius mempelajarinya, tetapi juga membiasakan diri menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari. Dengan kemampuan berbahasa yang terus diasah, santri Al-Binaa kelas IX diharapkan mampu menyampaikan nilai-nilai Islam dengan cara yang lebih luas, terbuka, dan relevan dengan zaman.

Mentor Kelas DARBIYAH
Sementara itu, perwakilan mentor dari kelas Darbiyah (Bahasa Arab), materi motivasi disampaikan oleh dua asatidz, yakni Ustadz Radivan Tirafi, B.A. dan Ustadz Syafiq Muhamad Rwinky, B.A. Dalam penyampaian motivasinya, Ustadz Radivan Tirafi, B.A. mengangkat tema:
“لماذا نتعلم اللغة العربية؟”
(Mengapa kita perlu belajar Bahasa Arab?)
Beliau menjelaskan bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang pasti
“اللغة العربية لغة يقينية، تكاد تكون مثل علم الرياضيات في دقتها ووضوحها.”
(Bahasa Arab adalah bahasa yang pasti, hampir menyerupai ilmu matematika dalam ketepatan dan kejelasannya.)
Bahasa Arab memiliki struktur yang logis dan konsisten. Perubahan kecil pada harakat atau susunan kata bisa melahirkan makna yang berbeda secara signifikan. Inilah yang menjadikan Bahasa Arab tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai bahasa ilmu dan pemahaman yang tinggi. Ketepatan gramatikalnya menjadikannya layak disebut sebagai bahasa ilmu yang pasti — luqah yaqīniyyah — hampir tanpa ambiguitas dalam penggunaannya.
Beliau menambahkan, “Susunan kosakata Bahasa Arab tampak sederhana, tetapi menyimpan makna yang dalam. Satu kata dapat memiliki banyak makna dan bentuk, tergantung dari pola perubahan dan konteks penggunaannya. Ini menunjukkan kekayaan dan kedalaman Bahasa Arab yang luar biasa.”

Sementara itu, Ustadz Syafiq Muhamad Rwinky, B.A. menegaskan bahwa Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an, bahasa wahyu yang Allah pilih untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ustadz Syafiq menyampaikan bahwa memahami Al-Qur’an tidak cukup hanya lewat terjemahan; memahami langsung dari bahasanya adalah bentuk kedekatan yang lebih dalam dengan pesan ilahi.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang abadi — bukan hanya karena telah hidup dan digunakan sejak ribuan tahun lalu, tetapi juga karena Allah telah menjaganya melalui Al-Qur’an. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa bahasa manusia di surga adalah Bahasa Arab:
“أحبوا العرب لثلاث: لأني عربي، والقرآن عربي، وكلام أهل الجنة عربي”
(Cintailah orang Arab karena tiga hal: karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an berbahasa Arab, dan bahasa penghuni surga adalah Bahasa Arab.)
— (Riwayat Ath-Thabrani, meskipun sanadnya diperselisihkan, banyak ulama menukil maknanya sebagai bentuk keutamaan Bahasa Arab)
Oleh karena itu, belajar Bahasa Arab bukan hanya soal keterampilan linguistik, tetapi juga bentuk kecintaan kepada agama, kepada Rasulullah ﷺ, dan bekal untuk kehidupan akhirat.

Seleksi Kelas dan Kegiatan Inti
Usai sesi motivasi, para santri kemudian mengikuti tes seleksi untuk pengelompokan kelas. Tes ini dilakukan di ruang kelas masing-masing dan berlangsung selama kurang lebih 30 menit. Berdasarkan hasil tes tersebut, para santri kemudian dibagi ke dalam 7 kelompok kelas; 4 kelas Alhintec (Bahasa Inggris) dan 3 kelas Darbiyah (Bahasa Arab).

Sesi Wawancara: Belajar dari Interaksi Nyata
Program utama Alhintec Darbiyah 2025 berlangsung selama sekitar 10 hari. Dalam rentang waktu tersebut, para peserta tidak hanya mendapatkan materi penguatan bahasa secara intensif, tetapi juga melakukan berbagai praktik langsung. Di antara praktik yang paling dinanti adalah wawancara langsung menggunakan Bahasa Inggris atau Bahasa Arab bersama para asatidz dan karyawan pondok, sesuai dengan kelompok masing-masing.

Pembelajaran yang Interaktif dan Mengasyikkan
Di dalam kelas, suasana pembelajaran dikemas secara menarik dan interaktif. Tidak hanya penyampaian materi dan diskusi, tapi juga diselingi dengan games edukatif yang membangun semangat kolaboratif antar peserta. Kegiatan luar kelas pun tak kalah seru, di sore hari para peserta mengikuti perlombaan olahraga seperti futsal dan basket, yang bertujuan untuk menjaga kebugaran serta mempererat ukhuwah.

Penguatan Ruhiyah
Pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan mengikuti ta’lim di lapangan basket ataupun di masjid Abu Bakar Al Binaa yang menjadi momen penguatan ruhiyah dan penghayatan nilai-nilai keislaman.
Rangkaian kegiatan berlangsung hingga 24 Juni 2025 dan ditutup dengan sesi berenang bersama—momen santai yang mempererat kebersamaan antar peserta. Sebagai penutup resmi, Closing Ceremony Alhintec Darbiyah 2025 akan digelar di Gedung Mustaqbal, Al Binaa IBS.

Penutup
Alhintec Darbiyah 2025 bukan sekadar program bahasa, melainkan ruang tumbuh bagi santri kelas IX Al-Binaa—sebuah perjalanan spiritual, sosial, dan intelektual yang memperkuat ruh tarbiyah serta semangat keilmuan mereka. Pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk melanjutkan jenjang berikutnya dengan penguasaan bahasa yang lebih luas dan karakter yang lebih matang.
“The limits of your language are the limits of your world.” — Ludwig Wittgenstein
Semoga program ini menjadi pijakan lahirnya santri-santri Albinaa yang unggul, komunikatif, dan tetap berpijak pada nilai-nilai Islam. Aamiin.