GALURA

GALURA: Membuka Jendela Pengetahuan dengan Biografi Imam Syafi’i

     
GALURA

Pada hari Senin pagi, 5 Agustus 2024, di tengah suasana istirahat pertama, para santri SMP IT Al Binaa berkumpul di teras taman baca Kampus A untuk mengikuti kegiatan rutin GALURA (Gerakan Literasi Untuk Al Binaa). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengembangkan minat baca dan literasi di kalangan santri.

Sebagai pengisi materi pada kegiatan GALURA pekan ini adalah Ust. Yosep Faizal Ramdany, Lc. Beliau adalah guru pengampu bidang studi Bahasa Arab untuk jenjang SMP, Dan sesi kali ini, beliau membedah buku berjudul “Biografi Imam Syafi’i,” sebuah karya yang mendalami kehidupan salah satu ulama besar dalam sejarah Islam.

GALURA

Ust. Yosep memulai materinya dengan menjelaskan latar belakang dan konteks sejarah di mana Imam Syafi’i menjalani proses kehidupannya. Salah satu fokus utama dari pembahasan ini adalah perjalanan panjang Imam Syafi’i dalam menuntut ilmu. Beliau menceritakan bahwa Imam Syafi’i lahir di Gaza pada tahun 150 H dan sejak dini di usia kecilnya sudah menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar yang luar biasa. Ketika masih muda, Imam Syafi’i sudah mulai mendalami ilmu hadits dan fiqih di kampung halamannya bahkan sebelumnya pada usia 7 tahun, ia sudah hafal Al Qur’an, dan hafal kitab Al – Muwatha karya Imam Malik pada usia 10 tahun. Meski demikian luar biasa kemampuan hafalannya, ternyata beliau pernah mengadu kepada gurunya Imam Waki’ tentang jeleknya hafalannya, Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata:

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).

Ust. Yosep kembali melanjutkan, pada usia 13 tahun, Imam Syafi’i pindah ke Madinah untuk melanjutkan pendidikannya ia bertemu dengan para sahabat dan murid-murid Imam Malik, ia juga berinteraksi dengan berbagai ulama besar dan menyerap banyak pengetahuan baru di bawah bimbingan guru-guru terkemuka pada masa itu, seperti Imam Malik. Di Madinah, Imam Syafi’i juga menyerap ilmu dari berbagai sumber dan berusaha keras untuk memperdalam pengetahuannya juga memperluas cakrawala keilmuannya. Pengalamannya di Madinah memberikan fondasi yang kuat dalam ilmu fiqh dan hadits, yang kelak menjadi pijakan bagi pemikiran hukum Islamnya. dan tidak berhenti di situ ternyata perjalanan intelektualnya Ia lanjutkan ke Negeri Piramid (Mesir).

GALURA

Di Mesir, Imam Syafi’i menghadapi tantangan-tantangan baru dalam pengajaran dakwah dan penerapan ilmunya. Di sana ia mulai menyusun dan mengajarkan pemikirannya hingga pada akhirnya pemikiran Imam Syafi’i mendapatkan pengakuan luas dan terus berpengaruh hingga kemudian dikenal sebagai Imam Mazhab Syafi’i hingga akhir hayatnya pada tahun 204 H.

GALURA

Salah satu sesi yang menarik dalam kegiatan GALURA kali ini adalah penambahan sesi tanya jawab yang baru diperkenalkan. Para santri tampak antusias mengikuti sesi ini, dengan berbagai pertanyaan yang menggali lebih dalam tentang materi yang telah disampaikan. Untuk memotivasi partisipasi aktif, GALURA memberikan hadiah berupa buku zikir pagi dan petang bagi santri yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan santri, tetapi juga mendorong mereka untuk lebih memahami dan mengapresiasi materi yang disampaikan.

Dengan kegiatan GALURA ini, diharapkan para santri tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tetapi juga termotivasi untuk terus mengeksplorasi dan mendalami literasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen SMP IT Al Binaa untuk menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif dan penuh semangat.

GALURA

Sebagai penutup, GALURA kali ini memberikan kesan mendalam bagi semua peserta. Melalui sesi ini, para santri diharapkan semakin mengenal tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam dan mengaplikasikan nilai-nilai yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini merupakan contoh nyata dari upaya berkelanjutan dalam membangun budaya literasi yang kuat di kalangan generasi muda. Semangat terus para santri Al Binaa, terus menggali literasi bersama program GALURA semoga setiap pengetahuan yang diperoleh semakin menambah dan memperluas pemahaman serta dapat memberi manfaat dalam kehidupan di masa depan, Aamiin.

Tags: No tags

Comments are closed.